Rabu, 23 September 2015

Saya mengupload blog saya berdasarkan sumber berikut:
1 Wikipedia
2 http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.co.id/2013/12/letak-astronomis-indonesia-posisi.html

Flora dan Fauna



Fauna
Fauna, dari bahasa Latin, atau alam hewan artinya adalah khazanah segala macam jenis hewan yang hidup di bagian tertentu atau periode tertentu. Istilah yang sejenis untuk tumbuhan adalah flora/nabatah. Nabatah, alam hewan dan bentuk kehidupan lain seperti fungi dalam suatu kesatuan disebut biota. Penulisan nabatah dan alam hewan biasanya ditulis di depan nama geografis, misalnya alam hewan peralihan, alam hewan Asia atau alam hewan Australia.
Alam hewan
Epifauna
Epifauna adalah hewan yang hidup di atas permukaan sedimen atau tanah.
Infauna
Infauna adalah hewan akuatik yang hidup di dasar substratum, bukan di permukaannya. Biasanya, hewan infauna semakin jarang ditemukan seiring bertambahnya kedalam air dan jaraknya dari garis pantai.
Mikrofauna
Microfauna adalah hewan mikroskopik atau sangat kecil (biasanya termasuk hewan-hewan protozoa dan hewan yang sangat kecil, seperti rotifera).
Makrofauna
Macrofauna adalah organisme darat atau laut yang panjang tubuhnya lebih dari atau sama dengan satu milimeter.
Megafauna
Megafauna adalah hewan besar pada tempat dan zaman tertentu. Misalnya, megafauna Australia.
Meiofauna
Meiofauna adalah hewan invertebrata perairan berukuran kecil yang hidup di air tawar dan air laut (asin). Istilah Meiofauna diartikan sebagai kumpulan organisme yang lebih besar dari mikrofauna, tetapi lebih kecil dari makrofauna. Organisme ini bisa melewati saringan berukuran 1 mm, tapi tidak dapat melewati saringan berukuran 45 μm (ukuran dapat berbeda-beda berdasarkan researcher).
Mesofauna
Mesofauna adalah hewan invertebrata daratan berukuran besar, seperti arthropoda, cacing tanah, and nematoda.
Lain-Lain
Meliputi avifauna, yang berarti "fauna unggas" dan piscifauna (atau ichthyofauna), yang berarti "fauna ikan".
Persebaran Fauna di Dunia
Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Ada beberapa faktor alam yang mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya perairan (sungai, danau, laut), daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir, dll), iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban, dll). Alfred Russel Wallace mengelompokkan persebaran fauna di dunia menjadi 6 wilayah, yaitu:
Zona Australis
Kanguru Abu-abu Timur di Queensland, Australia
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia baru, Papua, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, platipus, terdapat juga beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, kasuari, kakatua, dan kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.[1]



Zona Ethiopian
Jerapah di Angola, Afrika
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika dari sebelah selatan Gurun Sahara, Madagaskar, dan Asia Barat. Hewan yang khas daerah ini adalah gajah afrika, badak afrika, gorila, babon, simpanse, jerapah, mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, dan mamalia pemakan serangga yaitu trenggiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda nil yang hanya terdapat di sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda nil namun lebih kecil. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.[2]
Zona Neartik
Bison Amerika di Pennsylvania
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah kalkun liar, tikus berkantung, bison, muskox, caribou, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Paleartik seperti kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.[3]
Zona Neotropik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropis dan bagian selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya ikan piranha dan belut listrik di sungai Amazon, ilama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena jenisnya yang sangat beragam dan spesifik seperti beberapa jenis monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.[4]

Zona Asiatis
Tersebar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Fauna Indonesia yang masuk di wilayah ini hanya di Indonesia bagian barat. Hewan yang khas ini adalah harimau, orang utan, gibon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilope, berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau.[5]
Zona Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Rusia, daerah sekitar kutub utara sampai pegunungan Himalaya, kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik dan benua Afrika paling utara. Beberapa jenis fauna paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu, panda di cina, unta di afrika utara, binatang kutub seperti rusa, kucing kutub, beruang kutub. Binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain, kelinci, berbagai spesies anjing, kelelawar, bajing dan kijang telah menyebar ke wilayah lain.[6]
Sumber : Wikipedia


Flora
Flora, dari bahasa Latin, alam tumbuhan atau nabatah adalah khazanah segala macam jenis tanaman atau tumbuhan. Biasanya ditulis di depan nama geografis. Misalnya, nabatah Jawa, nabatah Asia atau nabatah Australia.
Untuk hewan hal ini disebut fauna/alam hewan. Alam tumbuhan dan hewan berarti semua khazanah kehidupan tanpa mikroba.
Flora, fauna dan bentuk-bentuk kehidupan yang lain semisal fungi, semuanya dikelompokkan sebagai biota. Pada sisi yang lain, kelompok-kelompok bakteria, alga, dan beberapa macam jasad renik yang lain, juga acap disebut flora; sehingga dikenal adanya flora bakteria, flora alga, flora pohon dan lain-lain.
Flora berbeda, namun sering dikelirukan, dengan vegetasi; di mana flora secara ringkas berisi (daftar) kekayaan jenis tetumbuhan, sedangkan vegetasi berarti kelompok-kelompok tetumbuhan yang berinteraksi membentuk suatu komunitas tertentu (misalnya hutan, sabana, padang rumput, dan lain-lain).

Etimologi

Perkataan "flora" berasal dari bahasa Latin, yakni diambil dari Flora, nama seorang dewi pelindung bunga dan taman serta dewi kesuburan dalam Mitologi Romawi.

Klasifikasi flora

Fosil daun Comptonia columbiana, berusia 48,5 juta tahun.
Pengelompokan tetumbuhan ke dalam flora biasanya didasarkan pada wilayah, perioda, lingkungan tertentu, atau iklim. Wilayah-wilayah yang berbeda secara geografis, misalnya pegunungan dibandingkan dataran, biasa memiliki flora yang berbeda. Flora juga bisa merujuk ke perioda waktu tertentu; flora fosil, misalnya, memuat jenis-jenis tetumbuhan yang didapati dalam bentuk fosil dari kurun waktu sejarah yang tertentu. Flora yang lain, didefinisikan berdasarkan lingkungan, keadaan atau sifat yang khusus. Misalnya:
  • Flora asli; yalah (daftar) tetumbuhan yang asli, yang hidup di suatu wilayah tertentu.
  • Flora tanaman (pertanian dan hortikultura); mencakup melulu tetumbuhan yang ditanam atau dibudidayakan manusia.
  • Flora gulma; yakni (daftar) jenis-jenis tetumbuhan yang tidak diinginkan tumbuh di lahan pertanian atau tempat lain, yang disusun dan dipelajari dalam kaitannya dengan upaya memberantas atau mengendalikan tumbuhan tersebut. Kini, flora serupa ini bisa dibedakan lebih lanjut atas jenis-jenis tumbuhan pengganggu (gulma); jenis-jenis invasif; serta jenis-jenis asing (eksotik). Satu contohnya adalah jenis-jenis yang dimuat dalam Weeds of Rice in Indonesia.

Publikasi flora

Flora yang berada di suatu wilayah atau perioda waktu tertentu biasa didokumentasi dan diterbitkan dalam suatu publikasi atau serial publikasi yang disebut Flora; pemberian huruf besar (kapitalisasi) di awal kata adalah untuk membedakan kedua pengertian itu. Sebagai contoh, Flora of Java Backer berisikan pertelaan aneka jenis flora yang hidup di Pulau Jawa. Sementara serial Flora Malesiana diterbitkan semenjak tahun 1950 oleh Nationaal Herbarium Nederland, mencakup seri Tumbuhan Berbiji dan Tumbuhan Paku yang menjadi kekayaan Kawasan Malesia.
Selain daftar jenis-jenis tetumbuhan, Flora biasanya memuat pemerian setiap jenisnya, ilustrasinya (jika ada), dan kunci dikotomi untuk mencandra (mengenali) jenis-jenis tersebut. Juga lain-lain informasi yang dianggap penting dan terkait erat dengan keberadaan jenis tersebut di wilayah yang dipertelakan.
Beberapa jenis Flora yang lain memiliki cakupan yang lebih terbatas. The Mountain Flora of Java (kini diterjemahkan sebagai Flora Pegunungan Jawa), yang diterbitkan pertama kali pada 1972, membahas aneka jenis tumbuhan yang menghuni wilayah-wilayah pegunungan Pulau Jawa. Akan tetapi di samping itu, buku ini juga membahas aneka aspek ekologi vegetasi yang melingkungi kekayaan flora tersebut. Buku yang lebih sederhana, Flora, untuk sekolah di Indonesia, diterjemahkan dari sebuah schoolflora berbahasa Belanda dan diperuntukkan bagi para pelajar; karena itu, meskipun tidak lengkap, buku ini cukup akurat untuk mencandra.
Beberapa terbitan Flora klasik, di antaranya:
·         1.) Hutan hujan tropik yang ditandai oleh rimba belantara dengan tumbuhan yang beraneka ragam. Hutan hujan tropik yang masih lengkap memiliki ciri – ciri berdaun lebar, pohon tinggi besar, belukar – belukar tropik, serta cendawan. Wilayah ini terdapat di Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
·         2.) Hutan musim yang merupakan daerah yang ditumbuhi flora yang menggugurkan daunnya di musim kemarau. Wilayah ini terdapat di wilayah utara Jawa.
·         3.) Hutan bakau yang merupakan daerah yang terdiri dari flora khas pantai, seperti rumbia, nipah dan bakau.
·         4.) Sabana tropik yang merupakan padang rumput yang diselingi pohon tegakan tinggi. Sabana tropik ini dapat ditemui di Gayo, wilayah timur Jawa Timur, dan  Bali.
·          
·         Wilayah ini memiliki berbagai jenis vegetasi, antara lain :
·         1.) Sabana tropik yang berada di Nusa Tenggara Barat.
·         2.) Steppa yang merupakan padang rumput yang diselingi pohon tegakan tinggi. Steppa banyak terdapat di Nusa Tenggara Timur.
·         3.) Hutan bakau yang terdiri dari nipah dan bakau.
·         4.) Hutan pegunungan yang terdiri dari cemara dan pinus.
 Sumber : Wikipedia